Pages

Jumat, 03 Mei 2013

Gejala Tumor Ovarium

Gejala Tumor Ovarium
 
Kanker Ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Bila gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik pada stadium awal dapat berupa ganguan haid. Jika tumor sudah menekan rectum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.

Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan dalam rongga perut) penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ didalam rongga perut lainya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.

Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus diakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan :

a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.

Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan periksaan ke laboratorium Patologi Anatomik (pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong beku bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sealiknya bila hasil pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu, omentum, melakukan biopsy pada tempat yang dicurigai adanya penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai Staging lapstotomy yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi.

Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan keturunan masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar antara 90-95%, sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi Anatomik yang definitive. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien dengan hasil potong beku menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi Staging laparotomy.

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untu mengetahui gejala mana yang serius.
 
Pertumbuhan tumor ganas ovarium sangat cepat, mudah menyebar. Akan tetapi kanker ovarium di stadium awal kebanyakan tanpa adanya gejala, seringkali disaat pemeriksaan ginekologi secara kebetulan terdeteksi atau disaat tumor tumbuh sampai ukuran tertentu yang melewati pelvik, dapat diraba di perut atau disaat adanya komplikasi baru terdeteksi, disaat akan melakukan pengobatan seringkali sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium dapat berbeda karena ukuran tumor, waktu kejadian dan ada tidaknya komplikasi. Oleh karena itu, apa saja gejala kanker ovarium?

Gejala kanker ovarium
Gejala kanker ovarium yang sering dijumpai :
 
1. Pada stadium dini terkadang merasa tidak enak di perut bagian bawah atau merasa menurun dan sakit di satu sisi pada perut bagian bawah.
 
2. Merasa perut mengembung, karena tumor bertumbuh dengan cepat maka diwaktu yang singkat akan terasa perut kembung, benjolan di perut dan asites. Tumor yang kecil pada saat pemeriksaan pelvik baru dapat terdeteksi, disaat benjolan terus bertumbuh besar melewati pelvik, benjolan di perut baru dapat teraba.
 
3. Gejala tertekan, disaat tumor infiltrasi ke jaringan di sekitar atau menekan saraf, dapat menimbulkan sakit perut, sakit pinggang atau sakit linu panggul; apabila menekan pembuluh darah vena pelvik, bisa timbul bengkak pada kaki; tumor dengan ukuran besar dapat menekan kandung kemih, menimbulkan gejala sering kencing, kesulitan kencing, retensi urin; menekan rektum akan kesulitan buang air besar; menekan lambung dan usus akan timbul gejala pencernaan; menekan diafragma akan kesulitan bernapas, tidak dapat tidur terlentang.
 
4. Karena pertumbuhan tumor sangat cepat, maka akan timbul gejala malnutrisi dan badan kurus, menyebabkan cachexia.
 
5. Gejala yang berkaitan dengan adanya metastase kanker, kanker ganas ovarium jarang ada gejala rasa sakit, apabila terjadi kebocoran tumor, pendarahan atau infeksi atau karena infiltrasi menekan organ di sekitarnya dapat menimbulkan sakit perut, sakit pinggang.
 
6. Apabila bilateral ovarium semuanya rusak oleh jaringan tumor, bisa menimbulkan gangguan menstruasi dan amenore; metastase ke paru-paru akan timbul batuk, batuk berdarah, efusi pleura; metastase ke tulang dapat menyebabkan rasa sakit di area metastase; metastase ke usus dapat menimbulkan darah tinja, yang terberat dapat menimbulkan obstruksi usus.
 
7. Apabila berupa fungsional tumor, dapat menimbulkan gejala yang berkaitan dengan hormon estrogen atau hormon androgen yang berlebihan. Misalnya : menimbulkan disfungsional awal pendarahan uterus, pendarahan vagina pasca menopause atau timbul tanda-tanda maskulin. Pasien kanker ovarium stadium lanjut timbul gejala badan kurus yang nyata, anemia berat dan tanda cachexia lainnya. Pada saat pemeriksaan ginekologi dapat teraba nodul keras yang tersebar di forniks posterior, benjolan kebanyakan terdapat didua sisi. substantive, permukaan yang tidak rata, tidak dapat digerakkan, sering terkait dengan adanya asites darah. Terkadang dapat teraba kelenjar getah bening membesar di pangkal paha, di bawah ketiak atau di atas tulang belikat.

 

Blogger news

Blogroll

About